Kamis, 30 April 2009

8 PenGertian ciNta mEnUrut Al_Qur'an

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalumengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'ankatsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya(man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cintasejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintaidibanding dengan yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yangdicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikutikemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
Bagiorang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih sukaberbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih sukabercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikutiperintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan"nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selaluberdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Iaingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibandingterhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sangkekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumikekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertaliandarah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dariitu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham ,yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari katarahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasanapsikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darahdianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinyamenyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cintamawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-duniaakhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara,sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderungkurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebutdalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepadayang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yanglama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinildan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qadsyaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampirtak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghafketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesirkepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkannorma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidaktega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'anmenyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fahmenyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasushukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilakupenyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketikamengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan denganZulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatanbodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min aljahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi darihadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akantiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsurdari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhikawa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnyamemandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin waNuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepadasang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yangapinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidikkepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yangmenyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski adapembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwaAllah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Senin, 27 April 2009

ALQUR'AN DAN FISIKA

Dalam sebuah ayat di surat 57, Allah Yang Maha Kuasa merujuk tentang pembentukan unsur besi, dan memperlihatkan keajaiban ilmiah dengan kode matematis yang dikandungnya.
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
Kini, makna ayat Al Qur'an yang menyatakan tentang hal tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933…
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)
Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan

RELATIVITAS WAKTU
Relativitas waktu dikemukakan melalui teori relativitas Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia tidak mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif...
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.


Sabtu, 25 April 2009

aBouT Me


iT's Me APRILIA DEVI FATIMAH,,,
ehm,, apayach yang menarik dari aqw,,,
ehm,, pengalaman dari SD ampek kuliah yach begitulah,, hehehehehehehe
aQw ngerasa Allah udah ngasih yang terindah dalam hidup aqw,, amat indah,,
mulai dari temen dan ......... hehehehehehehehe pasti tau (yang tau seh... (^_^)
ehm,, yang g tau silakan berpenasaran ria,,, hehehehehehehe


ada suatu hal yang membuat aqw tambh bersyukur,,
dunia ini sekarang bagi terasa berputar,,amat,,
thanks ya Allah,,

april pasti menang!!! karena Allah disisi April,,